Saya tidak begitu mengingat lagi siapa nama bocah ini, yang pasti dia masih kelas SD sewaktu saya berada di Mentawai. Ya, saya berkesempatan menjadi salah satu relawan yang bertugas sebagai tim trauma healing pada penghujung tahun 2010 silam, lebih kurang 2 bulan setelah wilayah itu terkena gempa dan tsunami.
Perjalanan cukup memakan waktu, terutama perjalanan lautnya. Saya menyeberang dari Padang menuju Mentawai dengan menggunakan kapal feri dan perjalanan hampir selama 14 jam. Wow, itu sama dengan perjalanan saya pulang kampung, dari Jakarta ke Madiun. Meski begitu saya sangat menikmati dan mensyukuri atas nikmat ini, bisa membantu saudara-saudara kita di Mentawai.
Sesampai di Sikakap, tempat kapal feri yang saya naiki berlabuh, saya beserta tim langsung mulai melakukan persiapan dan siap untuk menjalankan tugas. Tidak beberapa lama kemudian, datanglah beberapa orang yang datang untuk meminta bantuan. Salah satunya adalah bocah ini bersama bapaknya.
Bocah ini sangat ketakutan sekali dengan air laut. Bahkan hanya mendengar kata air laut saja bisa membuatnya ketakutan. Saya bisa memahami, bocah sekecil itu baru saja mengalami peristiwa yang sangat hebat sekali, tsunami. Ombaknya setinggi pohon kelapa.
Pada saat kejadian, bocah ini digandeng oleh bapaknya. Sayang, ia terlepas dari pegangan bapaknya sehingga ia pun tersapu ombak. Ajaibnya, saat ombak menyapunya, ia sempat memegang daun kelapa. Lalu, ia bertengger di atas pohon kelapa sambil menunggu air surut.
Saat air surut, ia turun dan segera menuju dataran tinggi untuk menyelamatkan diri dan sekaligus mencari keluarganya. Ayah dan adiknya selamat, sementara ibu dan kakaknya meninggal dunia. Semenjak itulah ia sangat ketakutan dengan air laut sampai bertemu dengan saya.
Dengan bantuan bapak dan relawan warga Mentawai menterjemahkan kata-kata saya, terapi pun saya lakukan. Hanya dalam waktu kurang dari 10 menit, bocah ini menunjukkan perubahan positif seperti yang kami harapkan. Ia sudah biasa-biasa saja mendengar kata air laut dan seperti ia pun sudah berani menyentuh air laut atau berada di laut. Terapi pun selesai dalam waktu singkat dan sesuai harapan. Terima kasih ya Allah.