Ini adalah pengalaman yang sangat menarik,saat itu saya mengisi pelatihan publik dengan topik utama belajar tentang NLP di Ciputat. Peserta yang hadir ada mahasiswa/i, guru, trainer dan wiraswasta. Peserta yang beragam membuat suasana pelatihan semakin menarik. Latar belakang yang berbeda selalu memberikan ragam cerita yang unik. Ada guru yang sangat filosofis. Ada trainer yang terkesan sangat bijak. Ada mahasiswi yang sangat ceriwis. Ada pula yang pendiam, namun ketika bicara malah lucu.
Seperti biasa, sebelum acara mulai saya memperkenalkan diri dan meminta peserta saling mengenalkan diri pula. Hal ini bertujuan agar suasana jadi lebih hangat dan akrab selain untuk mengetahui harapan dan pengetahuan peserta tentang materi pelatihan yang akan diberikan.
Pelatihan berjalan dengan lancar. Semua antusias dan tampak sangat interaktif. Ini menandakan peserta nyaman dan enjoy mengikuti pelatihan. Saya sangat senang sekali.
Suasana berubah menjadi sangat serius ketika sesi praktek, di mana seorang mahasiswi maju ke depan menjadi contoh praktek. Ia duduk di sebelah kanan saya. Praktek yang akan dilakukan adalah salah satu teknik yang ada di NLP yaitu mengubah Submodality. Pada prinsipnya, pikiran memiliki struktur tertentu. Struktur ini bisa dalam bentuk visual, auditori dan kinestetik. Mengubah struktur berarti mengubah realitas dalam pikiran seseorang.
Teknik ini sangat bermanfaat untuk terapi, selain untuk komunikasi. Hebatnya lagi, kita bisa melakukan terapi tanpa klien menceritakan apa yang sedang dialaminya. Dengan begitu, seseorang bisa aman dan nyaman melakukan terapi tanpa khawatir kejadian yang mungkin memalukan diketahui orang lain.
Saat praktek dimulai, raut wajahnya tampak begitu serius, marah dan benci. Emosinya semakin meninggi tatkala diminta mengenang kembali kejadian yang membuat menderita. Ia tidak banyak cerita, sebaliknya terlihat wajahnya mulai memerah serta air matanya menetes deras. Suasana hening, sementara mahasiswi di sebelah saya sangat emosional.
Sambil menangis, dia mulai berkata-kata, mengungkapkan kemarahan serta kebencian terhadap seseorang. Ia juga menunjukkan rasa tidak nyaman di beberapa bagian tubuhnya. Terbesit dalam pikiran, mungkinkah ia pernah mengalami pelecehan seksual sewaktu kecil? Semua hanya menduga-duga.
Praktek ini menyita waktu yang cukup lama, padahal ini hanyalah untuk contoh. Saya tidak tega untuk menghentikannya sementara mahasiswi ini sedang dalam puncak emosinya. Saya memilih untuk menuntaskannya saja.
Bersamaan tangisnya yang kian menjadi-jadi, hidungnya mengeluarkan sedikit darah. Beruntung saya pernah mengalami kejadian seperti, jadi tetap bisa tenang meneruskan proses terapi. Sementara peserta dengan serius mengamati proses ini, saya melihat ada tanda-tanda mahasiswi ini segera tuntas emosionalnya yang dipendam selama ini.
Tiba-tiba ia meminta pisau, saya pun memberikan penggaris, ya namanya juga terapi. Maksudnya untuk menggantikan pisau, pura-pura saja. Dia ingin pisau beneran, tentu saja saya tidak berikan. Lalu ia meminta gunting, saya berikan benda lain. Saya kuatir kalau sesuatu yang buruk terjadi. Tapi, dia tetap menginginkan gunting.Saya pun menanyakan, untuk apa dia meminta gunting. Ternyata dia ingin memotong ujung rambutnya. Dia merasa semua bebannya telah mengerucut dan bergerombol di ujung rambutnya.
Dengan hati-hati dan rasa kuatir jika nanti rambutnya tampak jelek setelah mengguntingnya, saya pun langsung memenuhi permintaannya. Seikat rambut telah terpotong dan bersamaan itu segala bebannya pun ikut terlepas.Tampak raut wajahnya menjadi ceria. Dia tersenyum, lalu tertawa.
Mungkin dia mentertawakan dirinya sendiri sebagaimana beberapa orang yang pernah saya terapi, mereka tertawa setelah segala bebannya lepas. Mungkin dia berpikir, kok bisa ya sekian lama bertahan dengan semua beban yang dideritanya dan bisa beres dalam sekejap, terkadang hanya dalam hitungan menit.Setelah urusan dengan mahasiswi ini beres, semua peserta pun mempraktekan ilmu yang baru saja diperagakan. Suasana pun mencair, lebih santai, lebih ceria. Materi pun dilanjutkan hingga selesai maghrib. Alhamdulillah, semua berjalan lancar dan hari itu memberikan pengalaman baru bagi saya dan seluruh peserta. Potong rambut, masalah beres.