Manajemen Stres
Stres di tempat kerja kerapkali diabaikan karena dianggap tidak mendesak untuk ditangani sebagaimana sakit fisik. Padahal, stres bisa menimbulkan banyak masalah yang merugikan perusahaan.
Seperti dikutip dari liputan6.com, berdasarkan data Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKI), dikisaran 15-30 persen setiap tahunnya terdapat pegawai yang mengalami stres. Hal itu menyebabkan menurunnya produktivitas yang berujung kerugian terhadap perusahaan akibat pengaruh buruknya kinerja pegawai.
Menurut anggota PDSKI Teddy Hidayat, stres ditempat bekerja seringkali terjadi tanpa disadari sehingga terlambat mendapatkan pengobatan yang optimal. Jika mendapatkan pengobatan yang tepat kata Teddy, sebanyak 70-80 persen pegawai yang mengalami stres akan membaik secara signifikan.
“Banyak faktor risiko stres di lingkungan kerja seperti tugas tidak sesuai kompetensi, jenjang karir yang tidak jelas, beban kerja yang tinggi serta jam kerja yang tidak fleksibel, penghasilan rendah dan lain sebagainya,” kata Teddy Hidayat di Bandung, ditulis Kamis (5/7/2018).
Mungkin awalnya banyak orang berpikir bahwa stres hanya akan mempengaruhi kondisi psikologis seseorang. Padahal sebenarnya stres dapat mempengaruhi kesehatan dan kondisi seseorang secara menyeluruh, baik secara fisik maupun mental. Kondisi stres tersebut juga kerap menimbulkan kemarahan dan ketidakberdayaan pada orang yang mengalaminya. Selain itu juga memicu perilaku yang akan membahayakan organ-organ vital seperti, otak, jantung, pembuluh darah, dan ginjal.
Hal tersebut karena mereka yang mengalami stres akan melakukan pelarian yang tidak sehat seperti makan atau minum secara berlebihan. Kondisi itu memicu perubahan perilaku dalam merespon keadaan dan kemunduran daya pikir logis.
Berikut dampak buruk jika stress atau tekanan yang kita hadapi gagal dikelola dengan tepat dan cerdas seperti dilansir kompas.com:
- Kegagalan seorang Individu dalam mengelola stres akan menimbulkan kondisi penurunan motivasi atau de-motivasi dan semangat kerja.
- Akibat semangat kerja yang lesu, secara logika terbukti akan menurunkan prestasi kerja atau kinerja yang berakibat kepada menurunnya kontribusi karyawan terhadap korporasi.
- Karena kinerja menurun, tentu juga akan mengurangi produktivitas karyawan. Hal lain yang berperan terhadap penurunan produktivitas disebabkan jika kontribusi menurun maka secara otomatis produktivitas ikut terjun bebas.
- Dengan kinerja, produktivitas, dan kontribusi yang turun drastis maka kondisi itu akan menghancurkan daya saing individu dibanding dengan individu lain yang berhasil mengelola stress menjadi strength.
- Semakin banyak individu yang tidak mampu bersaing, maka secara keseluruhan korporasi akan menanggung dampaknya berupa penurunan indeks kompetensi korporasi untuk mencapai target bisnis yang telah ditetapkan.
- Suasana kerja menjadi sangat tidak kondusif. Karena dengan banyaknya rekan kerja yang gagal mengelola stres akibat tidak memiliki pengetahuan dan keahlian mengelola stres, akan merusak hubungan antar individu di korporasi itu, dan ya pasti suasana kerja semakin tidak nyaman dan aman.
- Secara individu kondisi stress yang tidak terkendali itu akan merusak keharmonisan keluarga. Jika ini yang terjadi baik secara langsung dan tidak langsung akan berdampak kepada banyaknya urusan korporasi yang terbengkalai. Mengganggu proses bisnis tentu akan mengganggu hasil yang diharapkan.
- Jika kita hubungkan dengan biaya, maka sungguh sangat besar kerugian yang harus ditanggung korporasi akibat stres yang terus menggerogoti kesehatan karyawan. Biaya kesehatan yang terdiri dari perawatan dan pengobatan akan melonjak dengan sangat signifikan.
- Kemudian akibat suasana lingkungan kerja yang tidak kondusif, akan memicu turn over karyawan dengan cepat. Mereka yang merasa tidak nyaman, akan cenderung mencari korporasi yang membuat mereka bebas atau minimal tidak tertular oleh stres rekan kerjanya.
- Turn over yang tinggi atau banyaknya karyawan yang keluar dan masuk akan menambah beban biaya HRD, khususnya untuk rekrutmen dan pelatihan, yang jelas tidak murah. Dalam konteks individu atau pribadi dan dalam konteks perusahaan atau korporasi, maka sungguh nyata, bahwa dampak stress yang tidak terkelola dengan baik dan paripurna, akan banyak membawa lebih banyak keburukan daripada kebaikan.
Selain pekerjaan, stres bisa juga dikarenakan oleh berbagai macam masalah seperti kemacetan, lingkungan sosial, keluarga, keuangan. mental block dan banyak lagi. Mungkin saja kita merasa baik-baik saja. Namun pada waktu tertentu, hidup terasa berat. Tidak jelas masalah apa yang dihadapi tapi terasa stres berat. Boleh jadi itu adalah stres yang sudah menumpuk.
Bayangkan dan rasakan Anda mengangkat batu seberat 1kg di tangan kanan. Bagaimana menurut Anda? Ringan ya. Oh iya, tapi belum selesai sampai di situ. Angkatlah batu itu selama 3 jam saja. Bagaimana kira-kira? Kemungkinannya tangan kanan terasa pegal dan batu itu terasa makin berat.
Begitupun dengan stres. Jika tidak segera diatasi, bisa kemungkinan Anda akan kelelahan menahannya. Belum lagi stres yang terus bertambah seiring dengan masalah yang dihadapi sehari-hari.
Mari saya bantu mengingatkan. Apakah tiap hari Anda mandi? Saya rasa seperti kebanyakan orang Indonesia tiap hari mandi, sekali sampai 3 kali sehari. Tujuannya adalah membersihkan tubuh dari kotoran dan membuat badan jadi segar.
Selanjutnya, seberapa sering Anda membersihkan pikiran dan perasaan dari emosi negatif atau stres? Hmm, sebagian besar orang yang saya temui menjawab tidak tahu. Ada dua kemungkinan, pertama memang tidak menyadari bahwa pikiran dan perasaan perlu dibersihkan. Iya, saya bisa memaklumi karena jarang orang mendapatkan pemahaman ini. Padahal sangat penting demi kebahagiaan hidup yang selalu didambakan. Kedua, tidak tahu cara membersihkan pikiran dan perasaan.
Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan Anda membaca sampai di sini. Izinkan saya menawarkan sebuah solusi untuk mengatasi stres. Sesuatu yang sangat dibutuhkan perusahaan saat ini dan di masa mendatang.
Program Eksklusif
Manajemen Stres Berbasis Terapi
Aplikatif dan Efektif
Sebuah program yang dirancang khusus untuk mengatasi dan mengelola stres berdasarkan pengetahuan dan pengalaman terapi ribuan klien dan juga pengalaman pribadi. Program ini memberikan cara-cara praktis dan efektif mengatasi stres akibat berbagai masalah terutama akibat pekerjaan. Sangat bermanfaat bagi karyawan dan perusahaan Anda.Juga program ini ditujukan kepada pengusaha, eksekutif, pejabat, dan masyarakat umum.
Pelatihan dilaksanakan selama 1 hari.
Investasi untuk menyelenggarakan pelatihan ini adalah Rp 2.500.000,-
Pelatihan ini diadakan di kantor Ayra Hypnotherapy Center, Gedung Dent Smile Lantai 3, Jalan Tebet Raya No. 14B, Tebet Barat, Jakarta Selatan.
Waktu pelaksanaan adalah Senin-Sabtu, Anda bisa pilih waktunya sendiri.
Setelah mengikuti program ini, diharapkan peserta:
Memahami stres dan masalah.
Memahami cara kerja pikiran.
Memahami pikiran sadar dan pikiran bawah sadar.
Mampu mengatasi stres.
Mampu mengatasi mental block.
Mampu meningkatkan kebahagiaan dan motivasi diri sendiri.
Materi yang akan Anda peroleh diantaranya:
Cara kerja pikiran.
Pikiran sadar dan pikiran bawah sadar.
Mental block.
Kondisi hipnosis (trance).
Submodality (bentuk-bentuk pikiran)
9 teknik terapi untuk mengatasi stres.
Tips meningkatkan kebahagiaan dan motivasi.
Fasilitas:
Modul
Makan siang
2 kali coffee break
Sertifikat
Konsultasi pasca pelatihan
Certified Hypnotherapist.
Licensed Practitioner of NLP.
Certified Practitioner of Communication Skill.
Practitioner of EFT.
Founder Terapi Selaras.
Program ini bisa diselenggarakan secara inhouse di perusahaan Anda.